Sudah Pasti, Tren Digital Marketing 2025 Terkait 6 Hal Ini
6 Tren Digital Marketing di Tahun 2025
Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin (Machine Learning) sudah pasti. Sementara itu, Voice Search maupun Voice Commerce diprediksi kuat akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari tren digital marketing 2025. Tidak percaya? Lihat grafik di bawah ini.
6 Tren Digital Marketing di Tahun 2025
Tahun 2025 menjanjikan inovasi besar, didorong oleh kemajuan teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan fokus yang semakin mendalam pada personalisasi dan data. Sebagai digital marketer, mengikuti tren ini sangat penting untuk menciptakan strategi yang relevan, meningkatkan engagement, dan menghasilkan hasil yang signifikan.
Berikut adalah enam tren utama yang perlu diperhatikan di tahun 2025 dan seterusnya:
1. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) dalam Marketing
Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) telah mengubah lanskap digital marketing, dan peran keduanya diprediksi akan semakin signifikan. Teknologi ini mampu mengoptimalkan berbagai aspek, mulai dari customer segmentation hingga content creation.
Chatbot dan virtual assistant terus berkembang, menghadirkan interaksi yang semakin menyerupai manusia. Dengan AI tools yang semakin intuitif dan mudah diakses, bisnis dapat mengotomatisasi tugas rutin seperti lead nurturing dan email marketing, memungkinkan tim fokus pada strategi yang lebih kompleks.
Agar siap, digital marketer perlu mengembangkan keterampilan dalam menggunakan AI-powered tools seperti Jasper dan ChatGPT, khususnya dalam segmentasi pelanggan dan personalisasi konten. Familiaritas dengan chatbot yang dilengkapi analisis sentimen dan Natural Language Processing (NLP) juga akan menjadi keunggulan.
2. Voice Search dan Voice Commerce
Proliferasi perangkat pintar seperti Amazon Alexa, Google Home, dan Siri Apple telah mendorong voice search menjadi metode utama dalam mengakses informasi. Data menunjukkan bahwa setidaknya 35% rumah tangga di AS telah memiliki smart speaker, mempercepat adopsi voice commerce.
Voice search optimization berbeda dari SEO tradisional karena melibatkan penggunaan bahasa percakapan. Misalnya, alih-alih mengetik “best coffee shops in Jakarta,” pengguna mungkin akan bertanya, “Di mana coffee shop terbaik di dekat sini?” Oleh karena itu, brand harus fokus pada penggunaan long-tail keywords dan natural language untuk menarik audiens ini.
3. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) kini melampaui industri gaming dan mulai mengubah pengalaman dalam sektor retail dengan menghadirkan shopping experience yang imersif.
Brand besar seperti IKEA dan Sephora sudah mengadopsi teknologi AR. IKEA memiliki aplikasi AR yang memungkinkan pengguna menempatkan furnitur secara virtual di ruang mereka, sementara Sephora menawarkan virtual try-on untuk produk makeup. Inovasi ini membentuk ulang ekspektasi pelanggan, menciptakan pengalaman belanja yang lebih engaging.
Untuk brand yang ingin mengintegrasikan AR dan VR, investasi pada platform AR yang sesuai dengan industri mereka sangat direkomendasikan. Misalnya, sektor fashion dapat menggunakan virtual fitting, sementara real estate dapat memanfaatkan virtual property tours.
4. Dominasi Konten Video
Video content tetap menjadi pilar dalam strategi digital marketing. Platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram Reels terus berfokus pada format pendek yang interaktif.
Konsumen semakin menyukai snackable content yang dapat disampaikan dengan cepat dan kreatif. Beberapa tips untuk memanfaatkan tren ini adalah:
- Gunakan format pendek dan live streaming. Live streaming efektif untuk acara peluncuran produk atau sesi Q&A. Platform seperti TikTok dan YouTube Shorts dapat meningkatkan jangkauan secara signifikan.
- Manfaatkan fitur baru untuk interaksi. Tools seperti polling dan live Q&A yang tersedia di platform-platform tersebut memungkinkan brand berinteraksi langsung dengan audiens.
5. Personalisasi Skala Besar
Konsumen modern mengharapkan pengalaman yang dipersonalisasi di setiap channel digital. Pada tahun 2025, personalisasi diprediksi akan berkembang menjadi hyper-personalization, di mana brand dapat memberikan rekomendasi yang sangat relevan secara real-time.
Untuk mengantisipasi tren ini, brand perlu berinvestasi dalam dynamic content platforms seperti HubSpot atau Marketo. Platform-platform ini memungkinkan penyesuaian konten berdasarkan data pengguna secara otomatis. Selain itu, AI juga dapat membantu merancang customer journey yang lebih proaktif untuk memenuhi kebutuhan konsumen di setiap tahap perjalanan mereka.
6. Social Commerce dan Shoppable Content
Social commerce kini menjadi tren utama dengan platform seperti Instagram, Facebook, dan Pinterest yang menawarkan fitur in-app shopping. Konsumen dapat langsung melakukan pembelian dari feed media sosial mereka, menciptakan pengalaman yang seamless.
Untuk memaksimalkan social commerce:
- Buat shoppable content yang menarik. Gunakan konten visual yang engaging dan interaktif untuk mendorong pembelian langsung.
- Berkolaborasi dengan influencer. Partnership dengan influencer atau memanfaatkan user-generated content dapat membantu brand menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun kredibilitas.
Mempersiapkan Tahun 2025 dan Seterusnya
Untuk tetap relevan, digital marketer perlu mengadopsi teknologi baru, memprioritaskan personalisasi, dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Tren seperti AI, voice search, AR, dan video akan mendominasi, sementara isu privasi data dan keberlanjutan menjadi fokus dalam membangun hubungan pelanggan.
Brand yang berhasil adalah yang mampu menggabungkan inovasi dengan keaslian, menciptakan pengalaman yang bermakna dan relevan bagi audiens mereka. Dengan memahami dan mengikuti tren ini, Anda dapat merancang kampanye yang impactful sekaligus membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.